Senin, 27 Oktober 2008

Tugas TTS Teori Arsitektur 1

TTS-Teori Arsitektur 01
Group A,Tahun Ajaran 2008-2009
Jurusan Arsitektur / Fakultas Teknik / UKDW
Nama : Adimas Kristiadi
NIM : 21081242

1. Berbagai tipe ruang yang ada dalam kampus Universitas Kristen Duta Wacana :
· Tipe Linier

Tipe Linier adalah tipe ruang dengan muka berada di depan dan punggung berada di belakang. Tipe ini mempunyai sisi kanan dan kiri yang tidak terbatas. Tipe linier, dalam kampus UKDW dapat ditemui dalam ruangan kantin kampus maupun di lorong – lorong kelas. Adanya tipe linier dalam kantin dibuktikan dengan adanya lemari dagangan penjual. Di sana terlihat bahwa bagian belakang si penjual adalah punggung dan apa yang dilihat oleh penjual adalah muka. Sedangkan pada lorong kelas, bagian belakang kedua orang yang sedang duduk di pinggir lorong ini adalah punggung dan bagian depan atau apa yang dilihat didepan oleh kedua orang ini adalah muka.


· Tipe Radial
Tipe radial adalah tipe ruang yang memiliki satu buah pungung dan tiga buah muka. Punggung berada di belakang dan muka berada di sisi samping kanan kiri serta depan. Tipe radial, dalam kampus UKDW dapat ditemui di ruangan meja perpustakan. Di sana terdapat sebuah meja yang berbentuk U. Dengan meja yang berbentuk seperti itu maka, bagian belakang orang yang duduk di depan meja tersebut adalah punggung dan bagian depan orang yang duduk di depan meja tersebut merupakan muka.






· Interfikasi Ruang
Interfikasi ruangan adalah ruang dengan muka berada di bagian luar dan punggung berada di bagian dalamnya. Contoh ruangan yang bertipe seperti ini di UKDW adalah ruang kontrol di atap gedung Agape.
muka
Ruang control yang ada di tengah-tengah atap gedung Agape mempunyai punggung di tepi-tepinya, sedangkan bagian muka adalah pemandangan luar sekitar yang mengelilingi atap gedung.





· Tipe Sentral
Tipe sentral adalah tipe ruang dengan punggung berada dibagian luarnya dan muka berada di bagian dalamnya. Atrium pada gedung Diktatos adalah salah satu contohnya. Bagian tengah atrium adalah muka dan sisi – sisi atrium adalah punggungnya. Jika ada seseorang berdiri tepat ditengah – tengah atrium, maka dia akan menjadi tontonan orang – orang yang berada di pinggir atrium. Orang yang berdiri ditengah atrium tersebut akan menjadi muka bagi orang – orang yang menyaksikannya di sisi atrium. Dan bagian belakang orang – orang yang menonton adalah punggung.






2. Cara menghentikan aliran ruang tipe 1 yaitu tipe linier :

Kita dapat menghentikan aliran ruang tipe linier salah satunya dengan cara memberi ruangan lagi. Contoh yang saya ambil adalah memberi ruangan yang lebih lebar seperti lobi. Dengan adanya ruangan tambahan tersebut, arus aliran ruang tipe 1 yang merupakan lorong akan berhenti, karena ruang yang semakin luas tersebut membelokan aktivitas dari ujung lorong.
Jika kita berjalan dari ujung lorong menuju ke ruangan yang lebih luas yaitu lobi, aktivitas kita yang semula dipaksa harus berjalan lurus akhirnya akan berubah saat kita memasuki lobi. Kita bisa berjalan kesana kemari dengan lebih bebas.

meruang

Adimas Kristiadi
NIM: 21081242

Pengalaman meruang saya di Pasar Tiban Kauman Yogyakarta:




Saat pertama saya tiba di depan gapura Kauman Yogyakarta, suasana meruang di sana terasa lapang tapi ada kesan terkukung oleh bangunan. Gang kecil yang menyerupai lorong terasa sepi namun bersih. Rumah – rumah tinggi yang berjejer di pinggir jalan selebar kurang lebih 2 meter membuat suasana rumit namun teratur rapih.
Lampu penerangan gang Kauman membuat suasana menjadi semakin sempit.














Namun saat saya berjalan mendekati Masjid Kauman yang berada di dalam gang tersebut, suasana menjadi berbeda dan jalan menjadi jauh lebih lapang. Jalan menjadi lebih lebar dan semakin lebar ketika berada di depan masjid. Mungkin itu dikarenakan jalan tersebut dipergunakan sebagai tempat berkumpul masayarakat.


Suasana berbeda juga ditemui saat saya masuk ke dalam Pasar Tiban. Jalan selebar kurang lebih 2 meter ini dipenuhi dengan berbagai dagangan makanan dan pembeli yang juga sibuk memilih berbagai jenis dagangan makanan tersebut. Ruangan yang semula terasa sempit menjadi terasa semakin sumpek. Lalu – lalang orang – orang disana membuat suasana menjadi rumit dan penuh sesak. Ditambah lagi adanya tenda yang dibuat sebagai peneduh membuat suasana menjadi seperti terperangkap.

Saat berada di penghujung gang Pasar Tiban, ruangan menjadi sedikit lebih lapang, mungkin dikarenakan supaya akses jalan masuk dan keluar menjadi lebih mudah. Namun, karena adanya ruangan lapang tersebut, ruangan itu dipergunakan oleh segerombolan pengemis. Pengemis tersebut berbaris rapi di salah satu sisi jalan. Itu membuat suasana menjadi sedikit lebih sesak.

Di mulut gang Pasar Tiban, terdapat banyak ruang lapang. Ada tempat duduk permanen yang terbuat dari semen di sisi kanan – kiri gapura. Tempat tersebut sangat nyaman untuk melepas lelah setelah berjalan – jalan mengelilingi kauman.

Itulah pengalaman meruang saya di Pasar Tiban Kauman Yogyakarta.